Cara Kerja Bisnis Paytren


Share pengalaman top sponsor paytren bulan nopember 2016 team wego1m
Alhamdulillah, 3 Desember 2015 saya memutuskan untuk tergabung dan menjalankan bisnis PayTren Ustadz Yusuf Mansur..
Motif awal saya adalah mempunyai usaha sampingan untuk support biaya hidup saat kuliah meskipun sebenarnya saya menerima beasiswa.
Saya sudah berkomitmen dari awal, semuda mungkin tidak merepotkan orang tua bahkan kalau bisa membantu mereka.
Saat itu saya semester 7 dan seharusnya sudah harus fokus di tugas akhir, PPL, skripsi dan lainnya menjelang kelulusan.
Namun, saya mulai berfikir, saya mulai merencanakan apa yang harus saya lakukan setelah kuliah, karena di lingkungan sekitar saya banyak sekali kakak tingkat yang bingung kesana-kemari apply pekerjaan.
Seolah-olah dunia kerja itu sulit. Ini juga sebenarnya yang menjadi pertimbangan saya waktu itu. Bagaimana sebelum lulus kuliah saya sudah punya usaha.
Jurusan dan lingkungan saya jauh dari kata “usaha, bisnis”, saya bergelut di bidang matematika dari kelas 8 dan beberapa kali ikut serta dalam lomba tersebut.
Namun akhirnya harus saya akui bahwa kurangnya “motivasi internal” untuk melanjutkan bidang ini.
Saya merasa, dari pengalaman selama ini, saya mengajar di LBB, private course, pelatihan olimpiade dan lainnya hanya sebatas menyampaikan apa yang saya pahami dan bagaimana membuat siswa memahami konsep, mengerjakan latihan soal. Memang, nalar, dan lainnya dipelajari disini.
Tapi ya tetap saja, saya merasa pembelajaran hanya berhenti di kelas, saya kurang bisa eksplor lagi diluar itu.

Seolah hanya karena tuntutan kurikulum.
Saya menemukan hal yang berbeda sejak tergabung di komunitas PayTren, saya belajar banyak hal.
Belajar sosial, belajar dari mereka yang notabanenya sudah hidup lebih lama dari usia saya.
Setiap harinya saya belajar ilmu baru yang tidak saya dapatkan di bangku sekolah dan kuliah.
Tapi bukan itu sebenarnya yang coba saya sharingkan disini, lebih kepada bagaimana proses menjalankan PayTren sampai pada titik ini.

Pertama, saya tidak ada background sama sekali di bidang selling, marketing.
Apa yang saya lakukan di awal?
Saya menshare ke semua kontak yang saya punya, berbagai media sosial.
Mengajak mereka semua untuk bergabung dengan bisnis saya, dulu saya merasa agak ragu karena cibiran dan ketidakyakinan orang-orang di sekitar saya. Mereka meragukan saya dan bisnis ini, takut kenak tipu dll.

Ya mungkin karena saya individualias, kurang sosial.
Di minggu awal, saya undang Leader saya Pak Sarni ke Malang untuk melakukan sosialiasi.
Undangan sosialisainya via wa, bbm, dan sosial media, termasuk saya undang teman kuliah saya tapi tidak ada yang bisa.

Saya merasa, tidak ada yang mendukung saya, yang tersisa hanya saya. Dari beberapa calon mitra yang ingin hadir, tebak saja berapa orang yang datang?
Tidak ada sama sekali, tahu bagaimana rasanya?
Nyesek, nyesek banget, sampai-sampai saya nangis tak terbendung.
Ada kenalan  kebetulan lewat di tempat acara, langsung saja saya minta dia duduk untuk mengikuti sosialisasinya.

Mitra Pak Sarni yang di Malang juga bisa hadir itupun di akhir acara.
Pak Sarni menguatkan saya dengan bilang tidak ada masalah, ini hal biasa.
Tapi ya tetap saja, saya merasa begitu sulitnya menjalankan bisnis ini..
Teman saya bilang, “ kamu ikhlas kan dengan biaya itu?”
mungkin karena dia tidak yakin saya bisa menjalankan ini..
Ini juga menjadi motivasi saya setelah itu.

Saya tantang diri saya pribadi, apakah memang benar saya tidak bisa?
Apa dengan mudahnya saya iyakan saja pendapat orang lain dan menyerah begitu saja?”
Kurang dari satu bulan, saya undang kembali Pak Sarni ke Pamekasan,
saya persiapkan sendiri acaranya, mulai dari mencari konsumsi seadanya,
melobby tempat supaya gratis, kebetulan saja kenal baik.
Dan alhamdulillah yang datang 8 orang, itu pun teman-teman saya sendiri.
Di akhir acara tidak ada yang bergabung. Semuanya menunjukkan keberatannya.
Ya saya pahami itu. Dan lagi saya harus berbesar hati.

Alhamdulillah sehari sebelum acara sosialisasi 29 Desember tersebut, teman saya yag mungkin terpaksa mengikuti sosialisasi di Malang waktu itu bergabung.
Dia kasian mungkin karena sulitnya saya menjalankan ini, sekalipun sulit tetap menunjukkan semangat.. sebagai bentuk supportnya.
Ini yang juga akhirnya menjadi motivasi saya, bahwa bisnis yang saya geluti ini, aplikasi yang saya jual ini dibeli akan orang-orang bukan karena kasian, tapi karena memang produk ini dibutuhkan oleh siapapun.

Banyak sekali manfaat yang diberikan aplikasi PayTen ini. Hanya saja saya belum menemukan bagaimana cara elegant memasarkannya.
Tahu bagaimana rasanya? Mungkin sebagian teman-teman mengalami hal yang sama.
Ya saya sedih, bahkan nyesek.

Saya mulai mempertanyakan apakah benar saya tidak bisa menjalankan ini?
Tapi satu hal, saya yakin dengan owner PayTren, Ustadz Yusuf Mansur. Sembari berusaha, saya senantiasa mendengarkan audio beliau, ilmu yakinnya beliau.
Bagaimana bisa mendapatkan ketenangan di saat terjadi masalah, bahkan masalah yang jika dipikirkan secara logika, tidak akan menemukan jalan keluar.
Dan alhamdulillah karena yakin tadi, saya terus melakukan berbagai upaya yang mungkin saya lakukan, di saat teman-teman saya fokus dengan skripsinya, menceritakan perkembangan skripsinya satu sama lain.

Saya malah memikirkan bagaimana orang lain bisa join bisnis saya. Andaikan saat itu ditanyakan kepada siapapun, prediksi kebanyakan mungkin saya tidak akan selesai tepat waktu.
Andaikan bisa memilih, saya tidak ingin berada di masa itu, masa-masa yang membuat saya dilema.
Di satu sisi saya harus menyelesaikan skripsi tepat waktu, tapi di lain sisi bisnis saya harus jalan.
Tapi alhamdulillah dengan kuasa-NYA, dan saya ikuti saran dari Ustadz Yusuf Mansur, katanya kita bisa sogok Allah dengan sedekah salah satunya, bahasa beliau demikian.
Sekalipun saya tidak punya uang, saya berusaha untuk bersedekah dan menjalankan amalan sunnah lainnya.

Alhamdulillah justru PayTren menjadi penyemangat untuk menyelesaikan skripsi.
Tekad saya waktu itu “Bagaimanapun caranya saya harus menyelesaikan skripsi secepat mungkin supaya bisa segera fokus di PayTren”.
Singkat cerita, beberapa waktu kemudian Pak Sarni mengarahkan saya untuk menjalankan PayTren dengan cara online.

Saya bertanya kepada senior yang berhasil di online. Mereka menyarankan dengan “chatting”.
Memanfaatkan akun instagram dan facebook asli Ustadz Yusuf Mansur  untuk melakukan prospek. Selama 4-5 bulan saya menjalankan cara itu, saya chat satu persatu yang berkomentar ketika Ustadz Yusuf Mansur upload tentang PayTren.
Setiap hari itu yang saya lakukan. Jika ditanya, apakah mudah?
Jawabannya, membutuhkan kebesaran hati dan kesabaran ekstra karena tidak semua yang yang saya chat memberikan respon baik.

Dari sekian ribu yang saya chat hanya berapa persen yang bergabung.
Saya jelaskan dari awal dengan bahasa yang coba saya rangkai.
Lumayan saat itu bisa closing 4-5 setiap bulannya.
Meskipun sulit, banyak sekali yang saya pelajari dengan cara itu, saya belajar bagaimana akhirnya memformulasikan jawaban dari setiap pertanyaan, bagaimana psikologis online, membuat orang nyaman chatting dengan kita dan banyak hal lainnya.
Akhirnya dibalik setiap kesulitan itu, diberikan Allah kesempatan untuk belajar online berbayar, membuat iklan.
Cara-cara yang lebih mudah yang akhirnya bisa closing pribadi rata-rata 30an bahkan mencapai 40an per bulannya.

Dan Insha Allah ke depan akan belajar banyak lagi. PR urgentnya saat ini adalah bagaimana cara ini bisa di duplikasi oleh sebanyak mungkin mitra, meskipun dengan cara yang tidak sama persis, karena setiap orang punya cara masing-masing dalam menjalani prosesnya.
Bismillah semoga kita senantiasa bertumbuh setiap harinya, menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan PayTren bisa kita perjuangkan..
Salam sukses berjama’ah.
Sabtu, 3 Desember 2016
Nurul Hidayati

Suport system :
indosat : 0857 3667 3456
telkomsel : 082 331 460 313

Advertisement

0 komentar:

Post a Comment

Brosur paytren 2017

Brosur paytren 2017
Segera daftarkan No hp anda

Brosur paytren terbaru

Brosur paytren terbaru
info pendaftaran : 0857 3667 3456

Labels

 
Top