Mental kaya

Ada sebuah cerita kuno tentang si kaya dan si miskin di sebuah kerajaan. Si miskin menghadap kepada Raja dan mengatakan bahwa dunia ini sangat tidak adil, si orang yang kaya itu karena orang tuanya kaya selalu enak saja, dan dia selalu miskin karena keluarganya miskin, padahal dia bekerja lebih keras, dia lebih cerdas, dia lebih kompeten.
Raja-pun ingin mencoba melakukan sebuah keadilan, si kaya dan si miskin di panggil dan disuruh meninggalkan semua miliknya, pindah ke dua desa yang jauh dan berbeda, dan diberikan masing2 sebuah lokasi tambang emas untuk di kelola dan diberi waktu enam bulan untuk membuktikan dirinya.
Si miskin langsung semangat dan berjanji akan menjadi pemenang. Dia bekerja super keras, tiap hari hanya tidur 4 jam, sisanya kerja terus, dengan semangat dan seluruh tenaganya. Menjual emas hasil nya, dia juga beli makanan enak dan bergizi. Dan seminggu sekali menikmatkan diri di kota dengan hasilnya, lalu senin kembali kerja keras dan waktupun berjalan enam bulan: hasil kerjanya cukup bagus.
Dengan bangga dia menghadap raja dan menceritakan hasil kerjanya, yakin dia menang dari si kaya yang tubuhnya tidak sekekar dia. Sang raja ternyata tertawa, dan menunjukkan hasil si orang kaya yang sudah lebih dari 10 kali lebih hebat dari si miskin.
Ternyata si kaya bekerja keras seminggu, hanya makan makanan sederhana saja untuk mengganjal perutnya, lalu memakai hasil uangnya untuk memanggil dan menggajih orang2 lain untuk ikut bekerja bersamanya, orang2 itu diajak bekerja sama dan berbagi hasil. Demikian seterusnya dan pada bulan ke enam sudah ada 50 orang bekerja untuknya dan hasilnya tentu sangat luar biasa sekali. 10 kali dari si miskin.
**
Sering kita tidak terima melihat orang lebih sukses dari kita, dan merasa kita lebih "berhak" atas sukses yang lebih. Kalau di telaah kembali, kebanyakan memang sebenarnya mereka bekerja lebih keras, bekerja lebih cerdas, hidup lebih hemat, dan mempunyai lebih banyak strategi sukses yang tidak kita miliki.
Setiap sukses selalu ada sebab dan alasannya, ada cara dan tehniknya, ada aturan dan strateginya. Faktor rejeki dan hokki tentu tidak kita abaikan, tetapi terlalu banyak orang "mengambing hitamkan" nasib dalam hidupnya. Menjadi tugas kita untuk tahu dan mampu melakukan, cara terbaik yang bisa dipakai untuk mecapai itu.

Salam sukses untuk kita semua.